Rezim Arab Saudi Remehkan Luka Kaum Muslim dan Mengubah Konsep Nushrah kepada Mereka

obama saudi Riyadh memberi balsem untuk mengobati luka rakyat Irak dengan 49 juta dolar (surat kabar “Al-Wathan”, edisi 22/08/2014). Itu dilakukan setelah penjajah Israel menghancurkan masjid-masjid “60 mushalla” dari Kerajaan untuk Gaza (surat kabar “Al-Wathan”, edisi 22/08/2014).


***


Seseorang akan merasa diprovokasi ketika membaca berita dan sikap dari “negara-negara” yang memiliki tentara, tokoh-tokoh berpengaruh dan kekayaan serta rakyatnya yang memiliki akidah yang mampu mengubah wajah dunia. Namun kemudian, mereka menggambarkan kepada masyarakat bahwa nushrah (pertolongan) terhadap kaum Muslim itu dengan memberi sumbangan atau pembangunan, seperti yang dilakukan lembaga-lembaga sosial atau badan-badan perorangan. Bahkan beberapa kelompok dan sejumlah individu kaum Muslim melakukan aktivitas yang lebih agung dan lebih besar dari aktivitas-aktivitas ini. Apalagi Arab Saudi sendiri memberi sumbangan dan tindakan-tindakan lebih besar untuk menyelamatkan negara-negara Barat pada saat mereka ditimpa krisis alam atau materi.


Apa yang dilakukan Arab Saudi dan negara-negara lain seperti Qatar dan Turki, dengan sikap dan pernyataan seperti ini, adalah upaya konyol untuk menertawakan kaum Muslim, yang mulai terungkap oleh generasi umat yang sadar. Apakah ini pertolongan yang diwajibkan Allah kepada kaum Muslim terhadap saudaranya kaum Muslim? Apakah ini sikap yang diridhai Allah dan Rasul-Nya terhadap kaum Muslim yang dibantai, dibombardir, rumah-rumahnya dihancurkan, dan keluarganya dicerai-beraikan?


Sungguh ironis bahwa Arab Saudi memerankan “balsem” mujarab untuk luka kaum Muslim di Gaza dan Irak. Pada saat yang sama, Arab Saudi merupakan sponsor resmi rezim Mesir yang mencekik Gaza, dan pemilik tangan panjang atas konflik sektarian dengan memecah-belah Irak dalam melaksanakan rencana Amerika dan Barat sebagai akibat dari provokasi sektarian yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi dan channel-channel penyebar fitnah yang dibuatnya. Juga yang sangat memalukan bahwa Arab Saudi memerankan ayah simpati pada rakyat Gaza dan Irak, serta rumah-rumah dan masjid-masjid mereka. Pada saat yanga sama, Arab Saudi mendukung pusat-pusat kontra-terorisme dengan miliaran dolar, yang dengannya Amerika mencabik-cabik Irak dan rakyatnya atas nama perang melawan terorisme, juga agresi Zionis yang menghancurkan Gaza dan rakyatnya atas nama perang melawan terorisme!


Jadi, rezim Arab Saudi tidak cukup dengan meremehkah luka kaum Muslim saja, namun juga merupakan mitra sejati dalam setiap tragedi yang menimpa mereka, dengan mengobarkan permusuhan di negeri-negeri mereka, menutupi kejahatan-kejahatan yang dilakukan di negeri-negeri mereka, dan mendukung pembantaian dan penyiksaan terhadap mereka.


Sesungguhnya, kewajiban Arab Saudi dan negeri-negeri Muslim lainnya sudah jelas dan terang, yaitu mengirim tentara untuk menolong kaum Muslim, mengusir setiap agresi atau intervensi kaum kafir di negeri-negeri kaum Muslim, dan berusaha menyatukan mereka dalam satu negara di bawah satu institusi yang hanya menjalankan hukum-hukum Allah. Inilah pelajaran yang diambil dari perjalanan Nabi al-Mushtafa, Muhammad saw, Khulafa ar-Rasyidin, orang-orang beriman dan orang-orang shalih sesudahnya. Artinya, aktivitas apapun selain ini adalah bentuk meremehkan; tidak akan mewujudkan kemenangan atau menghilangkan kezaliman. Bahkan itu adalah penghinaan, penyesatan dan persekongkolan untuk menghancurkan kaum Muslim! Lalu, sampai kapan para ulama di negeri dua tempat suci dan orang-orang shalihnya ridha dengan semua ini? [Abu Shuhaib al-Qahthani – Baladul Haramain asy-Syarifain/Hizb-ut-tahrir.info, 26/8/2014].